This is default featured post 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
10 April 2010
23 Mei 2009
Ditemukan Goa Maria
NUSAKAMBANGAN, 19 MEI 2002 (i-MIRIFICA)
Ditemukan sebuah Goa Maria peningalan jaman Belanda di desa Kleces, Nusakambangan, yang termasuk wilayah Keuskupan Purwokerto.
Kabar Goa Maria Nusakambanganini dicuatkan oleh Bapak Camat Klaces waktu berkunjung ke Romo Pujo, pastor paroki Sidareja dan minta penjajagan untuk pengembangan goa Maria itu sebagai tempat ziarah. Demikian laporan yang diterima i-MIRIFICA dari SERAYU-NET, jaringan JAKUSI Keuskupan Purwokerto.
Mgr. J. Sunarka, S.J., Uskup Purwokerto, menyempatkan diri menilik Gua Maria itu bersama rombongan keuskupan, Kamis 16 Mei yang lalu. “Aneh sekali bahwa masyarakat mayoritas sudah tahu adanya Goa Maria tinggalan Belanda, dan kita-kita orang katolik baru mendengar akhir-akhir ini,” tandas Romo P. Sigit Pramudji, Pr, Vikjen Keuskupan Purwokerto yang ikut dalam rombongan tersebut.
Berita adanya Goa Maria ini disambut masyarakat setempat, khususnya para pejabat pemerintah lokal, dengan gembira, karena diharapkan akan meningkatkan ekonomi daerah nanti kalau banyak orang katolik yang akhir-akhir ini getol berziarah akan berbondong-bondong kesana.
Kendati Gua Maria ini memberikan prospek cerah bagi pengenalan agama katolik di daerah tersebut di samping bagi pemberdayaan masyarakat setempat, Keuskupan Purwokerto perlu mempertimbangkan agar tidak terjadi komersialisasi agama dan agar proyek tersebut sungguh-sungguh memberdayakan rakyat setempat, dan bukan segelintir orang bermodal yang dengan cepat akan bisa memanfatkan tempat tourisme tersebut.
Begitu tandas Romo Vikjen, mengingat pengalaman pendirian tempat-tempat ziarah di daerah lain yang telah mengundang kritik pedas dari kalangan umat katolik sendiri, karena kurangnya transparansi dan akuntabilitas perencanaan dan pelaksanaanya.
15 Mei 2009
Kisah Peziarah Paroki Cengkareng
Hari sabtu,9 Mei 2009 jam 05.30 mobil kijang warna merah melaju dengan membawa 5 penumpang yang tegabung dalam "Team Ziarah Klaces" mereka adalah Singgih,Pepeng,Maxi,Dwi, Ria. Jam 08.00 nanti akan mengawal para peziarah dari Paroki Cengkareng yang berjumlah 32 peserta. Berangkat dari pelabuhan Majingklak. Kijang merah itu melaju menuju Gereja Bernadus Kawunganten karena menghampiri Rm. Nico Ola, OMI yang akan memimpin Misa di Gua Maria Klaces. Pukul 07.00 Kijang sampai di Greja Kawunganten terus langsung cabut ke Majingklak karena kita janjian dengan rombongan jam 08.00Wib. Puji Tuhan jam 08.10 kita sampai di sana.Trus kita mencari sewa prau.ternyata para tukang prau memberi tarif PP Rp. 200.000 dan harus pake 3 kapal. Kami menawar tapi hanya dapat Rp. 170.000 yah...padahal anggaran kita 200.000 untuk 2 kapal. Dari pada bersilih tegang akhirnya kami terpaksa menyetujui. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Klaces kira-kira yang jaraknya 30 menit
naik kapal.
Jam 09.30 kita sampai di Klaces, setelah buang air kecil rame-rame, kita rame-rame berjalan menuju Gua Klaces meskipun banyak ojek yang menawari para peziarah tapi iman mereka tidak goyah he he he...O iya kalo naik ojek PP Rp. 25.000,- tapi jalannya naik turun uji nyali pokoknya. Tapi mereka udah terampil dalam berojek ria. Perjalanan di tempuh kira2 1,5 jam dengan medan yang cukup menantang, apalagi kalo hujan tanah jadi becek dan licin. Sampai di Gua Maria Klaces jam 10.30 Wib dan istirahat sebentar terus dilanjutkan Misa di dalam Gua. Dengan penerangan lampu genset dan dgn kaki yang pegal2 kami bersatu dalam Misa yang di pimpin Rm.Nico Ola,OMI. Kira2 jam 12.30 misa selesai dan diringi hujan yang mulai reda kami memulai perjalanan pulang ke dermaga klaces untuk makan siang di Cafe klaces. Selesai makan kami langsung berangkat naik prau ke majingklak terus kami berpisah dengan rombongan yang menuju pengandaran dan kami meneruskan perjalanan
pulang ke cilacap. Sampai di sini kami menjadi team pemandu ziarah. Semoga ziarah ini menmbah iman kita semua. (team ziarah klaces)
06 Mei 2009
Sejarah Gua Maria Klaces
Untuk mencapai goa tersebut dapat melalui Pelabuhan Lomanis atau Pelabuhan Sleko dengan naik perahu atau compreng dengan menelusuri sungai dan selat Segara Anakan menuju goa atau Desa Klaces . Dari Klaces kemudian berjalan kaki selama kurang lebih satu jam menuju ke arah goa atau dapat melalui Dermaga Sodong dengan naik kendaraan roda dua atau angkutan lainnya melalui jalan darat sambil menikmati keindahan alam dan hutan serta bangunan lembaga pemasyarakatan menuju Goa Bendung sekitar 45 menit.
Goa Bendung yang ditemukan Belanda tanpa sengaja ketika penjajah Belanda meluaskan jajahannya di tanah jawa termasuk Pulau Nusakambangan mempunyai lorong sepanjang kurang lebih 150 meter dengan lebar 10 meter, didalam goa tersebut terdapat stalakmit yang menyerupai anjing dan seorang perempuan yang sedang menyusui. Karena didalamnya terdapat tempat khotbah dan stalakmit yang bentuknya seperti Bunda Maria, sehingga ada sebagian masyarakat yang menyebut Goa Maria, juga di dalamnya terdapat parit yang dibangun oleh Belanda yang galian tanahnya untuk membendung badan parit yang luas seperti pelataran dan digunakan untuk para jemaat untuk melakukan ibadah, karena pelataran yang digunakan untuk membendung air tersebut maka goa ini dikalangan masyarakat disebut Goa Bendung.
Goa Bendung (Maria)
Kisah Peziarah