PURWOKERTO: Ditemukan Goa Maria peninggalan Belanda di Nusakambangan.
Ditemukan sebuah Goa Maria peningalan jaman Belanda di desa Kleces, Nusakambangan, yang termasuk wilayah Keuskupan Purwokerto.
NUSAKAMBANGAN, 19 MEI 2002 (i-MIRIFICA)
Ditemukan sebuah Goa Maria peningalan jaman Belanda di desa Kleces, Nusakambangan, yang termasuk wilayah Keuskupan Purwokerto.
Kabar Goa Maria Nusakambanganini dicuatkan oleh Bapak Camat Klaces waktu berkunjung ke Romo Pujo, pastor paroki Sidareja dan minta penjajagan untuk pengembangan goa Maria itu sebagai tempat ziarah. Demikian laporan yang diterima i-MIRIFICA dari SERAYU-NET, jaringan JAKUSI Keuskupan Purwokerto.
Mgr. J. Sunarka, S.J., Uskup Purwokerto, menyempatkan diri menilik Gua Maria itu bersama rombongan keuskupan, Kamis 16 Mei yang lalu. “Aneh sekali bahwa masyarakat mayoritas sudah tahu adanya Goa Maria tinggalan Belanda, dan kita-kita orang katolik baru mendengar akhir-akhir ini,” tandas Romo P. Sigit Pramudji, Pr, Vikjen Keuskupan Purwokerto yang ikut dalam rombongan tersebut.
Berita adanya Goa Maria ini disambut masyarakat setempat, khususnya para pejabat pemerintah lokal, dengan gembira, karena diharapkan akan meningkatkan ekonomi daerah nanti kalau banyak orang katolik yang akhir-akhir ini getol berziarah akan berbondong-bondong kesana.
Kendati Gua Maria ini memberikan prospek cerah bagi pengenalan agama katolik di daerah tersebut di samping bagi pemberdayaan masyarakat setempat, Keuskupan Purwokerto perlu mempertimbangkan agar tidak terjadi komersialisasi agama dan agar proyek tersebut sungguh-sungguh memberdayakan rakyat setempat, dan bukan segelintir orang bermodal yang dengan cepat akan bisa memanfatkan tempat tourisme tersebut.
Begitu tandas Romo Vikjen, mengingat pengalaman pendirian tempat-tempat ziarah di daerah lain yang telah mengundang kritik pedas dari kalangan umat katolik sendiri, karena kurangnya transparansi dan akuntabilitas perencanaan dan pelaksanaanya.
NUSAKAMBANGAN, 19 MEI 2002 (i-MIRIFICA)
Ditemukan sebuah Goa Maria peningalan jaman Belanda di desa Kleces, Nusakambangan, yang termasuk wilayah Keuskupan Purwokerto.
Kabar Goa Maria Nusakambanganini dicuatkan oleh Bapak Camat Klaces waktu berkunjung ke Romo Pujo, pastor paroki Sidareja dan minta penjajagan untuk pengembangan goa Maria itu sebagai tempat ziarah. Demikian laporan yang diterima i-MIRIFICA dari SERAYU-NET, jaringan JAKUSI Keuskupan Purwokerto.
Mgr. J. Sunarka, S.J., Uskup Purwokerto, menyempatkan diri menilik Gua Maria itu bersama rombongan keuskupan, Kamis 16 Mei yang lalu. “Aneh sekali bahwa masyarakat mayoritas sudah tahu adanya Goa Maria tinggalan Belanda, dan kita-kita orang katolik baru mendengar akhir-akhir ini,” tandas Romo P. Sigit Pramudji, Pr, Vikjen Keuskupan Purwokerto yang ikut dalam rombongan tersebut.
Berita adanya Goa Maria ini disambut masyarakat setempat, khususnya para pejabat pemerintah lokal, dengan gembira, karena diharapkan akan meningkatkan ekonomi daerah nanti kalau banyak orang katolik yang akhir-akhir ini getol berziarah akan berbondong-bondong kesana.
Kendati Gua Maria ini memberikan prospek cerah bagi pengenalan agama katolik di daerah tersebut di samping bagi pemberdayaan masyarakat setempat, Keuskupan Purwokerto perlu mempertimbangkan agar tidak terjadi komersialisasi agama dan agar proyek tersebut sungguh-sungguh memberdayakan rakyat setempat, dan bukan segelintir orang bermodal yang dengan cepat akan bisa memanfatkan tempat tourisme tersebut.
Begitu tandas Romo Vikjen, mengingat pengalaman pendirian tempat-tempat ziarah di daerah lain yang telah mengundang kritik pedas dari kalangan umat katolik sendiri, karena kurangnya transparansi dan akuntabilitas perencanaan dan pelaksanaanya.
0 komentar:
Posting Komentar